GWONDONESIA.COM,PESAWARAN LAMPUNG
Kehadiran Zulkifli, anggota DPR-RI dari Partai Demokrat sekaligus ayah mertua calon bupati Pesawaran, Nanda Indira, menimbulkan tanda tanya dalam acara pengundian nomor urut pasangan calon (Paslon) di Kantor KPU Pesawaran.
Zulkifli diketahui datang tanpa menggunakan ID card yang diwajibkan oleh peraturan KPU. Ketika masuk ke dalam lokasi,dirinya datang terkesan mendampingi menentunya yang merupakan calon bupati pesawaran Nanda Indira bahkan mendapat akses tanpa kendala, meskipun persyaratan resmi mewajibkan penggunaan kartu identitas bagi seluruh hadirin. Hal ini membuat banyak pihak mempertanyakan adanya perlakuan khusus.
“Kenapa beliau bisa masuk tanpa ID? Kami yang datang meliput malah tidak diperbolehkan masuk,” ungkap salah satu wartawan yang kecewa karena tidak diberi akses untuk masuk ke dalam gedung. Wartawan tersebut menyatakan bahwa ia dan beberapa rekannya hadir untuk meliput acara penting ini, namun terbentur masalah undangan resmi yang tidak mereka miliki.
Beberapa wartawan lain juga mengeluhkan hal yang sama. “Ini adalah acara yang penting bagi masyarakat Pesawaran. Namun, kami yang bertugas justru tidak diizinkan masuk, sedangkan Zulkifli dan rombongan terlihat masuk tanpa hambatan,” ujar seorang wartawan lain yang tidak ingin disebutkan namanya.
Selain kehadiran Zulkifli yang dipertanyakan, hal lain yang menjadi sorotan adalah bagaimana akses media yang seharusnya diberikan, justru dibatasi. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi kalangan wartawan yang merasa terhalang untuk melaksanakan tugas mereka dalam meliput proses pemilu yang menjadi perhatian publik.
Menurut aturan KPU, semua yang hadir di acara pengundian nomor urut Paslon wajib menunjukkan ID card atau undangan resmi dari KPU. Namun, tampaknya peraturan ini tidak diberlakukan secara konsisten, setidaknya pada beberapa pihak tertentu, termasuk Zulkifli dan rombongan Nanda Indira.
Masyarakat mempertanyakan netralitas dan keadilan dalam proses pengundian nomor urut ini. “Jika aturan ini saja sudah tidak ditegakkan dengan adil, bagaimana kita bisa berharap pemilu berjalan transparan?” ucap seorang pengamat yang mengikuti perkembangan politik di Pesawaran.
Acara pengundian nomor urut pasangan calon ini seharusnya menjadi momen penting yang terbuka untuk publik, termasuk media. Namun, dengan adanya insiden ini, muncul kekhawatiran mengenai transparansi dan independensi pelaksanaan pemilu di wilayah tersebut.
Ketua KPU Pesawaran, Yatin Putro Sugiono, menegaskan bahwa pihak KPU tidak memberikan undangan kepada Zulkifli secara khusus. “Kami tidak mengundang beliau, tetapi karena Zulkifli Anwar adalah anggota DPR-RI Komisi II yang membidangi pemerintahan, termasuk hubungan dengan KPU dan Bawaslu, kehadirannya bisa dianggap sebagai bagian dari tugasnya,” jelas Yatin.
Meski demikian, publik tetap mempertanyakan alasan mengapa Zulkifli dan rombongannya diizinkan masuk dengan mudah, sedangkan wartawan yang datang untuk meliput acara tersebut justru dihalangi.
( Tim/Nsb)